Darurrahmah Nan Sepi Penuh Hiburan
Jauh disana terdapat sebuah kampung yang terpencil dan sepi dari keramaian. Sanding namanya. Darurrahmah; begitulah nama pondok itu. Ia terletak agak jauh dari kota yang ramai, penduduknya jauh dari harta berlebihan. Tanah sekelilingnya tak mencukupi untuk kepentingan penduduknya sendiri. Penduduknya telah banyak meninggalkan tempat itu, beralih ke bagian lain dari dunia yang luas, disebabkan penghidupan semata-mata.
Akhir-akhir ini nama Pondok Pesantren Darurrahmah sering disebut-sebut orang. Dendangan lagu lama telah beriak pula. Kepada kalbu para pemuda sering mendesir nama ini. Ke Darurrahmah….Darurrahmah hidup kembali di hati para pecinta ilmu.
Nun ditengah-tengah desa itu, di bawah pepohonan yang rindang rimbun, di sela pepohonan kelapanya yang berayun-ayun, lambai-melambai. Berdirilah puluhan dangau-dangau. Inilah dia tempat bernaung para penuntut ilmu. Pepohonan kelapa yang masih muda remaja itu memberikan kesan bahwa masih muda pula perumahan itu.
Itu…..tertegak sebuah gedung besar dan kokoh rupanya. Gentingnya masih kemerah-merahan tanda ia baru bersolek. Itulah dia sebuah tempat gudang pengetahuan. kesanalah para pelajar mengerjakan ibadahnya, tunduk tafakur, mengenangkan rahmat ilahi, memuji kebesaranNya siang dan malam, pagi dan petang. Penjelmaan baru kiranya yang kaya akan suasana kesahajaan.
Sepi tempat ini, dalam pandangan pecinta ramai, tapi besar artinya bagi pecinta damai. Tak ada artinya bagi pandangan ahli glamor. Dalam kandungannya bagi ahli fikir. Sempit tempat ini bagi orang yang nakal. Tetapi tersedia bagi orang yang suka tafakur dan mengasah fikiran.
Ia bukan tempat untuk mencari kesenangan, mengumbar hawa nafsu, dan bukan tempat mencari keuntungan harta benda. Tetapi tempat berkorban mengkhidmat kehadapan agama, nusa dan bangsa.
Darurrahmah……….
Untuk kedua kalinya ia membuka sejarah dari pusara yang lama, bangkitlah putra baru yang gagah perkasa. Alam yang sejuk, udara yang bersih, langit yang jernih mengasuh putra muda angkatan baru. Pepohonan yang tumbuh disekelilingnya berdaun rimbun melambai-lambai, turut pula mengamati akan keselamatannya. Burung-burung yang berterbangan disekelilingnya turut menyanyikan lagu-lagunya, mengelu-elukan akan datang zaman baru, turut menghiburkan kedukaan lama.
Sinar matahari, cahaya bulan turut memandikannya dengan cahaya dan sinar hikmatnya. Sesekali turun hujan menyiraminya pelepas dahaga bagi penduduknya, menghidupkan segala makhluk yang bernaung di perlindungannya.
Darurrahmah………..
Sempit tanahnya bagi manusia yang selalu mengejar keduniaan. Lapang dan subur bagi makhluk yang inginkan kebahagiaan akhirat dan ridla Tuhan. Tak terlepas dahaga bagi insan yang tamak. Tetapi disanalah mengalir mata air kebahagiaan dan kemegahan di sisi Khaliqul ‘Alam. Dari sela-sela itulah terpercik beraneka ragam ilmu yang dalam, ilmu yang kekal untuk bekal berjalan. Disanalah memancar cahaya kebahagiaan, kebahagiaan dunia dan akhirat bagi siapa yang menginginkan.
Darurrahmah……….
Tempat terlahirnya pondok lama kini menjelmakan pondok baru. Permukiman tempat tinggal para pelajar. Disanalah berdiamnya kiyai. Pondok tempat berhubungan roh yang kekal abadi, tempat pembentukan jiwa kearah mengenal Ilahi Rabbi. Tempat latihan raga mandiri percaya diri sendiri. Pondok tempat pelajar membentuk budi, tempat menentramkan gelisah hati, tempat kiyai mewejang santri, agar santri mengenal diri. Pondok tempat pertemuan jiwa, jiwa santri dan jiwa kiyai sepanjang hari. Di pondok santri berdiam diri, di pondok pula kiyai bersemayam. sehingga meresaplah rasa cinta. Cinta kekal yang tak putus-putus walaupun santri telah berjalan meneruskan ajaran yang telah diminumnya.
Pondok menjadi pernaungan yang tak mudah hilang, tak gampang lekang. Ia menzaman, mengawaskan kehendak zaman dan masa. Ia kaya akan cara daya upaya untuk melaksanakan lekas berhasilnya sesuatu rancangan, untuk memajukan sesuatu idaman dengan mudah dan gampang, singkat, lekas berubah, memuaskan.
Inilah dia Darurrahmah baru……
Darurrahmah tempat rahmat cinta kasih. Kampung kebahagiaan yang tiada bandingnya, kemulyaan yang tiada imbangannya. Ia kedamaian jiwa dan raga.
Jiwa dan raga terasa tentram bila insan mengenal Tuhan. Mengenal Tuhan tak pula akan dapat jika makhluk tak berpengetahuan luas dan dalam.
Darurrahmah……..
Sehari demi sehari menyongsong sinar matahari pagi, berduyun-duyun para pemuda pecinta ilmu bersama-sama melangkahkan kaki, mengarungi lautan, melepaskan ikatan, pergi ke Darurrahmah.
Betapa banyak pemuda / pemudi yang turut menghisap kenikmatan dan kelezatan di Pondok Pesantren Darurrahmah. Betapa banyak pemuda / pemudi yang yang merasakan keindahan, ketinggian dan kejayaan Darurrahmah. ia tempat bernaung dan tempat berenang. Tempat merenangi ilmu yang dalam. Tempat mereka berpijak menapakkan langkah. Oh….Betapa banyak pemuda / pemudi turut belajar dengan perahu yang telah bermuat sarat. Perahu yang cukup perbekalan untuk mencapai pulau idaman.
Dalam kemajuannya; sehari demi sehari bukan sedikit pula orang yang iri hati, turut meniru; tak dapat. terus menanam dengki, berupaya hendak menghalangi dan mengacaunya. Halangan tinggal halangan, rintangan tinggal rintangan. Layar telah berkembang, siapa suka boleh ikut, tak sudi jangan mengeji, relakan dia dengan keikhlasan hati.
Pemuda / pemudi yang bercita-cita tinggi, berkeras hati, pantang surut walau setapak, laut yang lebar ia renangi, gunung yang tinggi ia daki, namun kata di hati telah terdetik “aku mau ini”, maka ia berjalan terus….terus maju kemuka menepati janji.
Janji ini telah tertera bagi orang-orang yang suka kerja. janji berupa kemenangan sesudah bersusah payah. Janji ini janji sakti, tak diperoleh dengan umpat yang keji. Begitulah firman Ilahi, begitulah pesan-pesan nenek zaman bahari.
Susah payah, rintangan, halangan, itulah hiasan perjuangan. Perjuangan adalah pertarungan antara yang diidamkan dengan yang tak menginginkan, mempertahankan keyakinan dengan yang tak meyakinkan, mewujudkan cita-cita kepada kenyataan yang berwujud. Sesuatu kewujudan yang dapat dirasakan lezatnya sesudah menempuh beberapa kesusahpayahan, sesudah menderita kepahitgetiran, sesudah menanggungkan macam-macam adzab, hinaan dan nistaan, itulah dia kenikmatan.
Telah berlalulah beberapa waktu, telah bertukarlah beberapa musim, namun segala rintangan telah terlampau, namun segala kepayahan sudah agak terbalas karena usaha yang mulanya berupa remeh, kini sudah menanjak agak berwujud, agak berani diketengahkan kemuka khalayak.
Kalau kini di bawah pohon-pohon yang rimbun, dan di bawah pohon-pohon jati yang rindang itu duduk ratusan pemuda / pemudi bercakap-cakap dengan asyiknya, bercengkrama dengan ramahnya, bersoal dan bertanya kepada bukunya. Bagaimanakah pula tahun-tahun yang akan datang?....
Dalam hawa yang bersih, udara yang murni, awan yang jernih, alam yang suci, disanalah medan pendidikan bagi pemuda / pemudi kita yang masih putih bersih, suci murni diasuh dan dilatih, dipersenjatai dengan pelbagai senjata, kelak dikemudian harinya menjadi panglima di muka, berkorban lebih dahulu sebagai ganjaran kemenangan, bukan hanya perintah dan penyuruh dari belakang, bukan hanya sebagai pendikte teoritis.
Di tempat yang suci, diajar dengan kesucian, diterima pula dengan hati yang masih murni; Insya Allah akan tercapailah apa yang dikenangkan. Didikan dalam alam yang terbuka agar tak terkungkung jiwa mereka disusuh hidup sederhana, agar tak terkejut di tempat mana saja, diajari bersusah payah agar mudah mereka berusaha tak terkungkung oleh nafkah, tak terbelit oleh harta, tak luntur karena dunia.
Di desa mereka bersemedi, agar mereka selalu teringatkan diri bahwa di tempat semacam itulah tempat yang harus mendapat penerangan. Ditempat seperti itulah mereka harus dibela. Di desa mereka dapat melihat hal ihwal rakyat, dapat menyaksikan kekurangan ummat, dapat menimbang hajatnya masyarakat, kurang penyuluh, kurang penerangan, kurang penunjuk untuk melangkah. Itulah yang harus mereka bela, itulah yang harus mereka khidmati, itulah yang utama, harus ditolong, itulah yang pertama, harus dibimbing. Disanalah tempat diri mengabdi…..
Di tempat yang suci mereka belajar, tak lain dan tak bukan adalah untuk memperkuat roh dan raga, tahankah berasing dari kesenangan, sanggupkah menahan kesunyian kelaknya, tahan ujikah menahan nafsunya……Diperbekali mereka dengan ilmu agama, agar mereka insyaf akan Tuhannya, insyaf mereka bahwa dunia ini tempat lalu belaka, ia bukanlah suatu tujuan yang berharga di sisi Tuhan yang maha besar. Diperbekali pula mereka dengan pelbagai ilmu pengetahuan agar terbuka dada mereka, luas pandangan mereka, dalam jajahan mereka, terbuka medan perjuangan mereka seluas-luasnya dipenjuru alam ini.
Itulah sekedar dasar didikan yang terpancar di sela-sela gedung di bawah pohon-pohon kayu itu. Itulah serba ringkas kesan-kesan yang telah dirasakan selama menumpangkan diri ke perahu Pondok Pesantren Darurrahmah. Itulah percikan kenikmatan selama diri turut bernaung dalam Darurrahmah.
Banyak benar lagi hal-hal yang indah murni yang dapat digali dari gedung perbendaharaan Darurrahmah. banyak benar permata peni dan edi, indah permai yang masih terpendam di bawah gedung-gedung yang bersahaja. Siapakah yang dapat menemuinya, hanya pemuda yang insyaf akan gunanya. Ini yang sudah pasti. Berbahagialah pemuda yang selalu ingat akan hal ini. Berbahagialah Ibu Pertiwi yang memiliki Darurrahmah seperti ini. Semoga Allah melanjutkan usahanya, sehingga tercapai idamannya. Tuhan Allah jualah yang lebih kuasa dan maha kuasa atas segala-galanya.