Minggu, 16 Januari 2011

Al-I`timaadu `Alaa an-Nafsy


Al-I’timaadu ‘Alaa an-Nafsy

      Ajaran atau didikan yang utama di dalam pondok adalah “al-I’timaadu ‘Alaa Nafsy”. Dalam bahasa belanda Zelf Help. Tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan kata lain, belajar mencukupi atau menolong diri sendiri. Pemuda-pemudi yang terdidik menolong diri sendiri, dapat meghadapi masa depan dengan penuh harapan, jalan hidup terbentang luas dihadapannya. Sebaliknya, pemuda-pemudi yang tidak percaya kepada dirinya, dia merasa was-was dan ragu-ragu, serta tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, sedang dia sendiri tidak percaya kepada dirinya sendiri.
      Pondok adalah tempat berlatih agar menjadi orang yang pandai menolong, bukan hanya selalu minta tolong. Maka di pondok ini dilatih untuk mengurus dirinya sendiri. Pegang keuangan sendiri, cuci pakaian sendiri, tanggungjawab kamar dan alat-alatnya sendiri, dan lain sebagainya
      Dengan didikan yang seperti inilah maka para ahli pendidikan yang terkemuka, seperti Dr. Sutomo, Dr. Kihajar Dewantara, sangat mementingkan pendidikan pondok. Selain itu, pondok juga berisi didikan “Kebebasan”, yaitu santri bebas berfikir dalam menentukan hidupnya ke depan, dengan selalu berpegang teguh kepada al-Quran dan al-Hadits. Tetapi pondok-pondok yang dahulu terlalu bebas, sehingga tidak ada pengawasan dan tidak ada peringatan. Akhirnya santri-santrinya terlalu bebas. Dengan tidak adanya pengawasan, belajarnyapun seenaknya pula, sehingga waktu yang terpakai tidak seimbang dengan ilmu yang didapat.
      Sebaliknya INTERNAAT. Internaat atau asrama di zaman jajahan terlalu terikat, tidak bebas. Sehingga segala gerak-geriknya harus menanti perintah, mandinyapun menanti perintah. Akhirnya pemuda seperti ini hidupnya terbiasa diperintah orang lain. Sekeluarnya dari sekolah ia akan menjadi pegawai atau alat yang mati, tidak dinamis, tidak ada inisiatif. Jiwanya tidak hidup, tidak ada semangat, hanya selalu menjadi alat orang lain, tidak bekerja kalau tidak ada perintah.
      Pondok ini dibuat pertengahan. Tidak terlalu bebas dan tidak terlalu sempit. Jadi para siswa/i masih mendapatkan kebebasan seluas mungkin, dalam batas-batas yang tidak membahayakan pendidikan dan ada disiplin antara para siswa/i sendiri, yang dijalankan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Darurrahmahisme

DARURRAHMAHISME RUHIYAH PONDOK Selayang Pandang Bapak Pimpinan Pondok الحمد لله رب العالمين . وبه نستعين . ألصلاة والسلام علي حبيبه الكري...