Minggu, 16 Januari 2011

Pondok Membangun


Dari Manakah Pondok Pesantren Darurrahmah Bisa Membangun?

      Awal mulanya hanya ada bangunan rumah pendiri dengan tanah seluas 500 M2. rumahnya yang terbuat dari kayu dan bambu (rumah panggung zaman dahulu), yang berukuran tidak lebih dari 20 M2, dengan 3 (tiga) kamar tidur dan satu dapur, sementara ruang tamu di emperan depan rumah. Rumah itupun warisan dari orangtuanya berikut lahan kosong seluas 1500 M2. kemudian lahan kosong tersebut diwakafkan untuk pondokan santri pada waktu itu. (sekarang menjadi gedung laboratorium komputer dan bahasa, dengan nama gedung al-Jannah, (penamaan gedung kepada ibunya Hj. Jannah).
      Banyak orang menduga bahwa kemajuan Pondok Pesantren Darurrahmah karena uang sekolahnya besar, padahal tidak demikian. Atau uang iurannya besar, sama sekali tidak. Karena masih sangat banyak pembiayaannya yang besar seperti di pondok-pondok lain. Atau adapula yang menduga bahwa Pondok Pesantren Darurrahmah berkembang maju karena bantuan-bantuan dari donatur, dan kami katakan bahwa kami tidak punya donator tetap / terikat dengan pondok. Karena kami tidak mau adanya sikap ketergantungan dan adanya aturan-aturan yang ditekankan oleh donatur tersebut. Atau mungkin pondok ini dibantu oleh para dermawan, maka kami jawab “ya”. Banyak sumbangan-sumbangan dari dermawan / tamu-tamu Allah yang kami terima untuk bangunan dan perluasan wakaf pondok. Apa yang kita lihat ditulisan-tulisan setiap bangunan disana tertera nama-nama bangunan dan nama-nama para dermawan. Itulah tamu-tamu Allah yang beramal untuk akhiratnya. Karena terharu akan nilai-nilai pengorbanan yang tinggi. Karena terharu akan perjuangan gigih pendiri pondok dalam mensyiarkan Islam yang tak kenal rasa lelah.
      Al-Hamdulillah, mereka percaya kepada pendiri, dan kami yakin ini berkat permohonan kami kepada Allah, sehingga Allah mengetukkan hati mereka untuk tergugah membantu. Dengan pembukuan keuangannya terbuka (open management), dan tidak ada yang disembunyi-sembunyikan.
      Memang lidah tidak bertulang; masih ada saja yang menduga dan bertanya-tanya pula bahwa Pondok Pesantren Darurrahmah dapat berkembang maju karena bantuan dari murid banyak. Tidak, masih amat kecil sekali. Kesadaran wali murid dalam melunasi pembayaran iuran bulanan tepat waktunya sudah merupakan bantuan. Dan diberlakukannya pembiayaan tersebut ketika pendidikan sudah berjalan. Bahkan pada tahun 1990 hampir semuanya tidak ada pungutan iuran bulanan. Lalu dari mana membiayai operasional pondok?. Al-Hamdulillah, dengan izin Allah entah dari mana mereka tamu-tamu Allah banyak pula yang berkunjung ke pondok untuk beramal. Macam-macam jasa mereka; ada yang memberi pakaian baru atau bekas untuk dipakai santri yang jumlahnya hampir setiap santri ada yang mengambil 3 sampai 4 potong pakaian, ada yang memberi beras karungan cukup untuk makan santri, dan ada juga yang menyerahkan uang untuk keperluan bangunan dan operasional pondok.
      Sistem iuran tetap untuk menopang kehidupan pondok mulai berjalan pada tahun 1997. mengingat santri harus ditumbuhkan rasa ikhlas beramal untuk pondok. Cukup atau tidak itulah kerjasama dalam mewujudkan “Self Berdruifing System”; sama-sama membayar iuran dan sama-sama memakai. Gagasan ini diprakarsai oleh putranya H. Badru Tamam. (sekarang menjabat sebagai Pimpinan Pondok dan anggota Badan Wakaf Pondok Pesantren Darurrahmah).
      Kami juga tidak menutupi pemberian dari pemerintah. Al-Hamdulillah, memang ada walaupun jumlahnya tidak seberapa, sekedar untuk menambahi kekurangan-kekurangan. Dan masih banyak lagi dugaan-dugaan yang bermacam-macam tentang perkembangan pondok ini.
      Maka dari itu perlu diketahui bahwa pondok Pesantren Darurrahmah dibangun mulai dari nol dan dengan segala pengorbanan materil dan moril sampai menjadi seperti sekarang ini telah mengalami pahit getirnya perjuangan, masih terus diperjuangkan dengan gigih dan masih terus memerlukan pengorbanan.
      Banyak yang menduga dan bertanya-tanya;
-          Pak Kiyai enak, uang tinggal pakai sampai-sampai bisnis di luar.
-          Pendiri itu wali keramat.
-          Pak Kiyai bisa saja kaya karena pondoknya berkembang maju.
-          Guru-gurukan sudah dijamin kehidupannya.
-          Bagaimana mereka bisa hidup.
-          Kalau begitu Pimpinan Pondok mengambil uang dari santri
      Yang jelas bahwa Pendiri bukan wali keramat, yang tanpa usaha dapat rezeki. Semua orang bisa meniru seperti Pendiri. Karena resepnya mudah, asal mau. Pendiri selalu mencari rezeki yang halal, dan pagi-pagi sudah difikirkan dan direncanakan. Dan yang jelas bahwa rezekinya untuk beramal.
      Siang dan malam pendiri selalu memikirkan bagaimana pondok ini bisa hidup, bagaimana bisa berkembang, dan bagaimana bisa sampai maju, sampai-sampai uang hasil dakwah yang diberikan oleh jamaah (walaupun tidak ada tarif dalam berdakwah namun jamaah tetap saja memberikan amplopnya), paginya sudah habis dipakai membeli semen atau pasir untuk bangunan yang sedang dibangun. Sementara untuk urusan dapur terkadang apa adanya. Beliau tidak merasa bingung, hanya dengan nasi dan garam saja sudah harus bersyukur. Itulah hidup!. Itulah pengorbanan!.
      Pendiri merasa malu kalau rumah pribadinya lebih bagus daripada asrama santrinya. Namun apalah daya itu hanya berkat simpatik tamu yang melihat rumah kiyai yang sudah usang ditelan masa. Mereka yang bantu. Tidak sampai hatilah menolak niat baik mereka.  
      Pimpinan Pondok tidak dibayar, tidak digaji, tidak ikut ambil dari hasil keuntungan warung santri dan kantin atau konsumsi pelajar. Kesyukuran yang besar adalah karunia Allah Swt. Yang telah memudahkan dan memberkahi usahanya, sehingga dapat hidup beramal dan berjuang Li I’lai kalimatillah. Walaupun sudah ada iuran santri dengan jelas namun masih saja uang sakunya habis untuk membeli cat dan bahan bangunan. Sampai-sampai lupa kalau bajunya sudah banyak yang bolong. Untunglah ada istri yang selalu mengingatkan harus berpenampilan yang baik jangan memprihatinkan. Doa Pimpinan Pondok; “Ya Allah jika rumah yang hamba tempati ini sudah bagus walaupun rumah ini rumah ayah hamba, maka baguskanlah pondokan santri-santri hamba, juga rumah-rumah guru-guru yang ikhlas beramal mengajar. Ya Allah hamba mohon ampunanMu jika sekiranya banyak permohonan hamba kepadaMu namun ibadah hamba lemah kepadaMu. Namun engkau kan murka jika hamba tidak memohon kepadaMu. Dan yang hamba tahu bahwa engkau rahim kepada hambaMu yang selalu memohon kepadaMu”.

Darurrahmahisme

DARURRAHMAHISME RUHIYAH PONDOK Selayang Pandang Bapak Pimpinan Pondok الحمد لله رب العالمين . وبه نستعين . ألصلاة والسلام علي حبيبه الكري...