Minggu, 16 Januari 2011

Suasana Keikhlasan


Suasana Keikhlasan

a. Moral
      Sekiranya suasana keikhlasan ini terganggu atau goncang, apalagi sekiranya suasana ini tidak ada, niscaya tidak akan mungkin maksud yang baik akan tercapai, lebih-lebih dalam masyarakat pendidikan seperti Pondok Pesantren Darurrahmah ini.  Ikhlas dalam pergaulan, ikhlas dalam nasehat menasehati, ikhlas memimpin, ikhlas dipimpin, ikhlas dan taat kepada disiplin, ikhlas dalam menerima segala petunjuk. Ikhlas dalam pergantian pengurus, dalam pergantian guru, dalam timbang terima pimpinan pengurus pelajar, ikhlas antara pelajar dengan pelajar, antara pelajar dengan pengasuh, antara pelajar dengan guru, antara guru dengan guru, antara pimpinan dengan pimpinan.
      Tidak ada maksud untuk untung sendiri, menang sendiri, maju sendiri. Seluruhnya untuk kemajuan bersama dan untung bersama. Disamping itu pula bersama-sama berkorban dan bersama-sama berjasa serta bersama-sama beramal.

b. Materi
      Kalau sekiranya segala gerak langkah di Pondok ini harus dibayar dengan jasa atau upah, niscaya tidak akan terbeli meskipun dengan jutaan rupiah. Segala langkah pengasuh, guru-guru, pembantu-pembantu, pimpinan dalam pondok, dalam kelas, dalam organisasi, dalam olahraga, dan lain sebagainya; alhamdulillah telah berjalan dengan tidak bersangkutan dengan benda atau materil sama sekali. Semuanya hanya berdasarkan keikhlasan untuk kemajuan bersama. Tidak ada buruh, tidak ada majikan, guru-guru di sini bukanlah buruh, dan tidak ada ikatan sebagai buruh.
      Maka tidak asing di pondok ini adanya guru-guru yang tidak menerima gaji sama sekali sampai beberapa tahun. Bahkan ada yang telah menjadi guru tapi masih membawa bekal dari rumah. Ikhlas berkorban tenaga, berkorban harta di pondok ini. Dan tahu manfaat pengorbanan. Dalam hal ini tidak berarti yang berkorban pasti akan melarat dan harus yang melarat.
      Seandainya tenaga-tenaga itu harus dibeli dan dapat dibeli, kami tidak yakin pula bahwa ia akan membuahkan hasil sebagaimana pengorbanan yang tiada terbeli ini. Keikhlasan, kejujuran, rasa tanggungjawab, rasa mau berkorban tidak akan dapat dibeli.
      Perlu dijelaskan bahwa pengasuh dan guru-guru tidak mengurusi langsung uang dari anak-anak. Yang mengurusi adalah kantor tata usaha pondok. Sehingga guru-guru tidak mengenal person atau tiap-tiap anak; mana yang kaya, mana yang miskin, mana yang beres, mana yang golongan ini, mana yang golongan itu, mana dari suku ini, mana dari suku itu, dan lain sebagainya.
      Anak-anak dididik, diberi pelajaran dengan adil. Supaya adil sampai sikap air muka dan pandangan serta perlakuannya jangan terpengaruh sama sekali oleh materi / kebendaan atau oleh hal golongan / kesukuan dan lain-lain.
      Hanya jika terpaksa menjadi urusan atau ada sengketa terpaksa sementara guru ikut mengetahui guna ikut membereskan seperlunya bersama konsul daerahnya.
Yang jelas semua guru-guru bukan buruh, dan semuanya masih memberikan pengorbanan beramal sambil belajar.
      Al-Hamdulillah, pada masa yang sudah-sudah sampai sekarang ini selalu ada keikhlasan dari pihak guru dan pelajar serta walinya. Hanya kadang-kadang ada saja satu dua orang yang terlalu, yang membuta dan mengganggu keikhlasan para pengasuh dan guru dalam beramal. Orang-orang itu melihat pondok dengan ukuran pribadinya, yang jauh dari nilai-nilai moral di pondok ini. Atau dengan keinginan / pamrih guna keuntungan diri mereka sendiri.
      Semoga anak-anakku yang di sini dengan segenap keluarganya, termasuk dalam golongan sadar, tahu akan hak dan kewajiban, mengerti arti amal, arti perjuangan/pengorbanan, arti “Untuk meninggikan agama Allah”, arti “fi sabilillah”, arti “lillah”, dan arti Berjasalah dan jangan minta jasa”. Semuanya itu dimaksudkan untuk pendidikan.
      Memang sengaja diusahakan agar pondok ini “Tidak Menjadi Bengkel Buruh”. Tetapi mempersiapkan dan mendidik pemuda-pemudi yang akan menjadi pemimpin-pemimpin, pejuang-pejuang dalam masyarakat. Ialah masyarakat mujahidin, muballighin, muallimin. Pejuang yang mempertahankan benteng iman dan Islam, serta masyarakat dakwah dan perluasan Islam sampai seluruh dunia.
      Inilah maksud menyerbu masyarakat dengan tidak mengecilkan bahkan mendorong usaha kearah melengkapi  hajat hidup lahir bathin (sandang pangan). Mencari rejeki (sandang pangan) yang halal, dengan bebas dan merdeka dari jajahan hawa nafsu, dan bebas dari membudak sebagai buruh upahan, atau orang sewaan. Dan dengan mental yang kuat inilah kita menghadap masa depan kita dengan penuh optimis.
      Inilah mental santri. Perhatikan fakta-faktanya dalam masyarakat perekonomian. Semua tersebut di atas, telah dikuliahkan di pondok ini sejak tahun 1998 dan sampai sekarang semuanya terus dan tetap berlaku di dalam pelaksanaan pendidikan dan perjuangan di pondok ini.
      Inilah rupanya diantara faktor-faktor kemajuan pondok selama ini. Inilah pula sebabnya banyak gerakan-gerakan dan usaha-usaha di dalam masyarakat yang tidak dapat hidup, dan tidak dapat berjalan lancar, dan tidak sampai tujuan karena tidak adanya keikhlasan di dalamnya.
      Suasana keikhlasan ini tetap kami pelihara sejak berdirinya pondok ini sampai sekarang. Hanya saja setiap waktu selalu ada godaan besar / kecil yang hendak mengganggu keikhlasan beramal. Itulah ujian. Diantara gangguan itu ialah:
a.       Adanya orang yang tidak mau mengerti arti ikhlas.
b.      Adanya orang yang sangat egoistis
c.       Adanya orang yang tidak kenal berterima kasih
d.      Adanya orang yang sengaja merusak suasana
e.       Adanya orang yang sakit mental dan hatinya, karena perasaan / hawa nafsu yang salah. Dan lain-lain.
            Kami mengharap dan berdoa semoga pendidikan keikhlasan ini terus dapat dibawa oleh anak-anak kita keluar dari pondok masuk ke dalam masyarakat. Kami harap pula dan kami wasiatkan seterusnya, agar generasi penerus yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup pondok ini nantinya tetap berpegang teguh kepada prinsip dasar keikhlasan.

Darurrahmahisme

DARURRAHMAHISME RUHIYAH PONDOK Selayang Pandang Bapak Pimpinan Pondok الحمد لله رب العالمين . وبه نستعين . ألصلاة والسلام علي حبيبه الكري...