Kedudukan Santri Terhadap Kiyai dan Pondoknya.
Kedudukan santri terhadap kiyai dan pondoknya adalah sebagai berikut:
Bapak kiyai ada lebih dulu kemudian calon santri datang dengan segala kerendahan hati, memohon kepada bapak kiyai supaya berkenan beliau mengizinkan dia ikut menikmati sekedar ilmu yang ada pada beliau. Sedangkan andaikata si santri tidak setuju dengan apa yang diberikan oleh bapak kiyai, maka boleh pulang ke tempat asalnya, atau pindah ke pondok lain dengan tidak usah meninggalkan kerusakan atau gangguan apapun, dan boleh juga tidak usah merasa berhutang budi kepada pondok beserta kiyainya.
Sedang santri-santri itu setiap waktu (tahun) ada yang datang dan ada yang pulang. Jadi ia ada di pondok itu hanya sebagai penumpang sementara. Selama pondok itu masih hidup (ada kiayinya, ada pelajarnya), selama itupun masih akan berdatangan penumpang-penumpang yang bermaksud baik ke pondok itu.
Andaikan semua siswa/I Pondok Pesantren Darurrahmah ini terdiri dari anak-anak Muhamadiyyah, guru-gurunya pun terdiri dari anak-anak Muhammadiyyah maka Pondok Pesantren Darurrahmah tidak boleh sama sekali menjadi Muhammadiyyah. Dan andaikan semua murid-muridnya anak-anak NU, guru-gurunyapun orang-orang NU, maka Pondok Pesantren Darurrahmah tidak boleh menjadi NU. Dan begitu seterusnya terhadap golongan-golongan lain.
Semua program Pondok Pesantren Darurrahmah sudah berjalan, sudah menghasilkan, sudah dimaui oleh semua golongan. Benar-benar untuk semua golongan, dan benar-benar hanya dengan keikhlasan.
Jadi semua itu bukan hanya rencana atau slogan. Kami berdoa terus semoga segala sunnah yang baik, segala suasana keikhlasan terus terpelihara menuju cita-cita selanjutnya. Dan semoga dijauhkan dari rasa bangga dan takabur. Semoga Pondok Pesantren Darurrahmah terpelihara dari segala fitnah dan gangguan.
