Kesanggupan Doa dan Mujahadah
Jika sekiranya para pelajar sanggup bersama kami dalam pondok pesantren ini, dan orangtuanya percaya kepada pondok ini, maka kamipun sanggup membimbing mereka. Tetapi harus dimengerti khususnya oleh para wali murid bahwa kesanggupan kami ini tidaklah dapat dipersamakan dengan kesanggupan tukang kayu ataupun tukang jahit. Hasiat atau tabiat kayu, besi, batu dapat dikatakan tetap dan tidak berubah-ubah, dan tidak berbeda-beda. Tetapi manusia dengan jiwa, hati, akal fikiran dan tabiat-tabiatnya tidaklah demikian halnya.
Maka kesanggupan kami hanyalah kesanggupan bermujahadah sekuat tenaga, sambil berdoa kepada Allah setiap waktu. Masalah pendidikan adalah masalah kejiwaan / kerohanian. Mengenai kerasan atau tidak kerasan, masuk dan tidaknya ilmu pengetahuan ke dalam otak, keikhlasan dan ketidakikhlasan jiwa dalam menerima nasehat. hanyalah semata-mata anugerah ilahi. Kami hanya berkewajiban untuk bermujahadah dengan berdasarkan doa harapan dan rintihan, ikhlas kepada Allah. Kepada Allah pula kami minta pertolongan. Begitu pula dalam membangun dan mendirikan pondok ini, disamping kesanggupan ijtihad dan ketabahan, maka doalah modal yang terbesar bagi kami dan merupakan ruh (jiwa) dalam segala gerakan.
Maka dari itu marilah senantiasa berdoa pula dan mengharap bantuan doa seikhlas-ikhlasnya dari segenap keluarga pondok, juga keluarga para pelajar; semoga para pengasuh, guru-guru, pembantu-pembantu kami diberi kekuatan lahir dan bathin oleh Allah Swt. Sehingga dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Semoga para pelajar dibukakan pula fikiran dan hatinya, sehingga mendapat ilmu yang bermanfaat sebanyak-banyaknya dan menerima bimbingan / pendidikan mental / rohani dengan sebaik-baiknya. Amin…
