Minggu, 16 Januari 2011

Khutbah Al-arsy


Khutbah Al-arsy

      Sinonim dari kata Khuthbah al-Arsy adalah Khuthbah al-Iftitah, atau dalam bahasa Indonesia berarti Pekan Perkenalan, atau Pekan Perpeloncoan. Atau tradisi dalam perguruan tinggi dinamakan OSPEK yang biasanya dilaksanakan setiap awal tahun ketika mahasiswa baru mulai masuk perguruan tinggi, dengan maksud untuk  pengenalan kampus dan penumbuhan mental mahasiswa.
      Telah menjadi sunnah Pondok Pesantren Darurrahmah bahwa setiap awal tahun pelajaran selalu diadakan Khuthbah al-Arsy. Dinamakan demikian karena menyimpulkan / menggambarkan segala sesuatu yang akan dihadapi dalam tahun yang akan datang. Jadi mirip dengan pidato pembukaan tahun dalam suatu organisasi atau pemerintah.
Pokok isinya meliputi sebagai berikut:
a.       Perkenalan pondok
b.      Perpeloncoan / penggemblengan mental dan ruh kesantrian.
c.       Program-Program dan sistem-sistem.

      Supaya jangan salah paham. Bahwa setiap santri harus kenal benar Pondok Pesantren Darurrahmah:
a)      Apa Pondok Pesantren Darurrahmah itu?
b)      Kemana arah tujuannya?
c)      Apa aliran / majhabnya?
d)     Siapa yang punya?
e)      Amanat dari siapa?
f)       Apa partainya?
g)      Bagaimana cara hidup di dalamnya?
h)      Apa yang harus diambil darinya?

Hal-hal demikian amatlah penting agar tidak salah alamat dan jangan salah pengertian.
-          Jangan seperti orang buta meraba gajah.
-          Jangan seperti kera makan manggis.
-          Jangan hanya melihat dari satu sudut saja.
-          Jangan hanya ambil cabainya saja dalam mencoba makanan.
-          Jangan seperti pengikut Columbus yang kurang percaya.
-          Jangan seperti orang yang belum tahu cara naik kereta api sedang langsir.
-          Jangan seperti orang yang mengikuti orang lain (makmum) dengan tidak mengetahui kemana yang diikuti. Dekatkah atau jauhkah tujuannya? Apa yang dicari? Dan dengan apa kita ikut? Bagaimana caranya mencari?.
-          Jangan seperti orang yang melihat hutan, hanya tertutup oleh sebatang pohon.

      Mungkin juga ada diantara siswa/i dan orangtuanya yang menyerah masa bodoh. Tetapi para siswa/i dan orangtuanya setidaknya harus tahu hendak dijadikan apakah ia.
      Arti pelonco adalah masih muda / masih mulai. Perpeloncoan berarti mempermuda (meremajakan jiwa dan perasaan. Kembali muda untuk kepentingan pendidikan. Maka dari itu, perpeloncoan amatlah penting. Dalam hal kepentingan tidak ada khilaf, tapi caranya yang berbeda-beda. Ada yang dengan cara digunduli, dicoba mengemis, dicoba menari di muka umum dan lain sebagainya.
      Orang yang merasa dirinya penuh isi, telah merasa besar, merasa pandai, dan merasa cukup; Orang seperti ini sulit untuk dibentuk, sukar bertambah ilmunya. Barangkali sifat orang seperti ini seperti bani Israil (orang yahudi) yang berkata: “Quluubuna Ghulfun”; Hati kami telah penuh. Dan tepat apa yang difirmankan Allah Swt: “Innal Insaana Layathgaa Ar-Ra’aahustaghna”; Sesungguhnya manusia itu sangat durhaka/sombong apabila melihat dirinya merasa telah kaya/cukup. Mengingat hal itu maka perlu bagi anak-anak kita adanya perpeloncoan/perkenalan. Juga untuk mengenal dirinya. Banyak orang yang ingin muda kembali untuk kepentingan belajar.
      Marilah kita mudakan jiwa dan perasaan kita. Kembali muda dengan arti kata:
a.       Sanggup diisi, karena merasa kurang.
b.      Sanggup dibentuk, minta dipimpin.
c.       Minta dikoreksi, mau diperingatkan.
      Dalam hal berlatih harus ada koreksian. Apa artinya seseorang belajar khat tapi tidak ada koreksian. Pemuda yang masuk perguruan atau balai pendidikan berarti siap digembleng, dibentuk dan dikoreksi. Dan berarti pula harus membuang keangkuhan dirinya. Kembali muda meskipun di kampung halamannya dipuja-puja orang.
      Adanya perkenalan inipun berdasarkan atas pengalaman bahwa banyak orang yang salah pandangannya terhadap Pondok ini. Sehingga berakibat salah paham yang mendalam dan meluas, serta berakhir dengan penyesalannya sendiri.
Ada yang mengira bahwa:
-          Pondok ini lebih modern dari seluruh kaum muda dalam masalah agama.
-          Pondok ini hanya mementingkan pelajaran agama dan kurang mementingkan pelajaran umum. Atau sebaliknya-
-          Pondok ini hanya mementingkan pelajaran umum dibanding agama.
-          Pondok ini hanya mementingkan budi pekertinya saja.
-          Pondok ini hanya mementingkan bahasanya saja.
-          Pondok ini hanya jembatan keluar negeri. Dsb.

      Hal tersebut diatas tidaklah dapat kita salahkan semuanya atau benar semuanya. Semuanya baru penilaian dari satu sudut saja, baru sebagian, atau baru kulitnya saja. Dan belum mengenai pokok tujuannya.
      Disamping itu tidaklah mustahil kalau ada orang yang memandang dan menilai Pondok ini menurut kacamatanya sendiri. Sehingga mengira dan memperhitungkan bahwa Pondok ini merupakan alat untuk mencari keuntungan kebendaan bagi pimpinan-pimpinannya. Na’udzubillah……
      Padahal sudah jelas bagi siapa saja yang mau tahu bahwa pondok ini dari mulai berdirinya selama 24 tahun lebih adalah tempat beramal dan berkorban. Bahkan suatu ketika merupakan tempat berkorban sampai setingkat berjibaku.
      Pendiri Pondok / Sesepuh Pondok dan Pimpinan Pondok dari semula sampai saat ini masih terus menerus berkorban, dan ingin masih terus dapat berkorban sebanyak mungkin, sampai husnul khotimah. Demi meninggikan agama Allah.
      Maka untuk mengenal, mengerti dan menyadari apa dan bagaimana pondok Darurrahmah itu, pelajarilah terus sampai mengerti pula tentang “PIAGAM” (Piagam Penyerahan Hak Milik Pendiri Pondok Untuk Dijadikan Wakaf) dan sampai sadar mengapa sampai banyak orang yang ikhlas ikut membantu.
      Untuk mengetahui bagaimana yang sebenarnya, ikutilah suasana Khuthbah al-Arsy dengan segala program-program dan sistem-sistemnya, mulai dari hal-hal terkecil sampai yang besar, semuanya harus diketahui santri.
      Pandanglah pondok ini dengan pandangan yang baru, seakan-akan seperti orang yang baru datang hari ini. Juga bagi siswa/i lama harus terus merasa butuh selalu untuk memandang pondoknya.
      Yang jelas, bahwa yang sudah kami ikrarkan ialah segala sesuatu di pondok ini adalah untuk perbaikan dan pendidikan. “In Uriidu Illa al-Ishlaah”; Kami hanya menghendaki perbaikan. Perbaikan cara belajar dan pelajaran. Perbaikan akhlak dan mental. Segala sesuatu sedapat mungkin harus berisi pendidikan / latihan-latihan dan pelajaran. Segala pendidikan dan pelajaran di pondok ini senantiasa mengingatkan hajat umat, hajat masyarakat, 10 tahun, 20 tahun dan seterusnya di masa yang akan datang.
      Dan semua itu dengan pertanggunganjawaban terhadap amanat, amanat ummat bahkan sampai saat ini menjadi amanat umat sedunia. Menjadi sorotan secara menyeluruh ummat dalam negeri, segala partai, segala golongan, sampai luar negeri.
      Kepada Allah kita berbakti. Kepada Allah pula kita mohon pertolongan. “Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billahi al-‘Aliyyi al-‘Adzhiim”.

Darurrahmahisme

DARURRAHMAHISME RUHIYAH PONDOK Selayang Pandang Bapak Pimpinan Pondok الحمد لله رب العالمين . وبه نستعين . ألصلاة والسلام علي حبيبه الكري...